Latest Post

Random Posts

Kamis, 19 Mei 2016

Pengaruh dan Contoh Antroposentrisme dalam Pembangunan Kota di Indonesia



Pengaruh dan Contoh Antroposentrisme dalam Pembangunan Kota di Indonesia
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Urban Goverence
Disusun oleh :
ü IRFAN HIDAYAT
ü 13520103
ü IP4L

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
Jalan Timoho 317, Yogyakarta 55225 Indonesia eMail info@apmd.ac.id
Telp. +62 274 561971 - Fax. +62 274 51598

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Berawal dari UU Keuangan Negara, pemerintah membentuk KSAP yang ditugasi menyusun konsep pra-PP (bakalan PP) tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dengan hasil terbaru berupa PP 71 tahun 2010.Tiga tahun kemudian, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia menerbitkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis aktual pada pemerintah daerah, ditetapkan tanggal 3 Desember 2013, diundangkan di Jakarta  pada tanggal 6 Desember 2013, berlaku pada tanggal diundangkan.Dengan demikian, awal tahun 2014 dapat dikatakan sebagai awal tahun penerapan akuntansi pemerintah daerah berbasis akrual, adalah pencanangan tahun pembangunan kebijakan akuntansi, bagan akun akuntansi, sistem akuntansi tiap pemerintah daerah, dan tahun uji coba proses akuntansi akrual pada tiap pemerintah daerah.Peraturan Menteri Dalam Negeri 64 tahun 2013 tersebut memberi fasilitas berupa pedoman akuntansi (sesuai Pasal 2 Permendagri tersebut) untuk keperluan penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah  yang mencakupi panduan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah, panduan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) dan Bagan Akun Standar (BAS), mengandung implikasi praktis operasional pada tataran pemerintah daerah, diungkapkan pada makalah ini.Dalam Peraturan tersebut terdapat berbagai istilah unik seperti Pedoman, Panduan, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) perlu diakomodasi dalam Perda.


1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah tugas  ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut
1.      Apa yang dimaksud dengan kebijakan pemda tentang?
2.      Bagaimana pengaruh Antroposentrisme dalam pembangunan kota di Indonesia?
3.      Apa contoh kasus yang terjadinya ?

1.3  Tujuan
Dalam penulisan tugas ini saya mempunyai tujuan yang diantaranya yaitu :
Untuk menambah pengetahuan saya dan pembaca mengenaiAntroposentrisme dalam pembangunan kota di Indonesia.

1.4  Metode Pengumpulan Data
Dalam pembuatan tugas ini saya menggunakan beberapa metode dalam melakukan pengumpulan data diantaranya yaitu :
1.      Dengan mencari informasi dari internet tentang Antroposentrisme dalam pembangunan kota di Indonesia
2.      Dengan mencari informasi dari buku-buku yang berhubungan tentang Antroposentrisme dalam pembangunan kota di Indonesia.
3.      Dengan bertanya kepada orang-orang  yang ahli dan lebih mengetahui tentang Antroposentrisme dalam pembangunan kota di Indonesia.























BAB II
PEMBAHASAN
11.1 Pengaruh Antroposentrisme dalam Pembangunan Kota di Indonesia
Antroposentrime adalah model pembangunan kota yang dipinpin oleh masyarakat, model antroprosentrisme menekankan pentignya pembangunan kota dengan melibatkan partisipasi masyarakat yang lebih luas, locus utama dari antroposentrisme adalah model pembangunan kota yang humanis dan nihil kekerasan/apa yang disebut dengan istilah “human develovment”.
Faktor alam memang memegang peranan cukup besar sebagai penyebab terjadinya bencana . Namun, pokok permasalahan  yang sesungguhnya terletak pada penyimpangan dalam konsep pembangunan kota. Pembangunan kota yang terjadi di Indonesia selama ini bersifat parsial yang sangat terpaku pada kepentingan manusia atau antroposentris dan mengabaikan faktor lain yang berperan dalam proses pembangunan. Pembangunan yang ideal adalah pembangunan yang bersifat berkelanjutan dimana pembangunan tersebut mempertimbangkan tiga faktor, yaitu ekonomi, ekologi dan sosial. Tampaknya selama ini pembangunan yang dilakukan di setiap kota di Indonesia lebih menitik beratkan pada kepentingan ekonomi semata. Dengan  tanpa adanya motivasi ekonomi, maka pembangunan akan kehilangan arahnya. Aspek ekonomi pula yang telah membuat pembangunan semakin pesat. Kemajuan fisik dan materi merupakan tujuan dan karakteristik dari pembangunan yang berbasiskan pada aspek ekonomi. Namun kita lupa memasukkan pertimbangan aspek ekologi dalam perencanaan pembangunan kota di Indonesia. Ini berdampak pada kerusakan lingkungan kawasan itu sendiri. Berbagai bencana menjadi indikasi nyata dari kegagalan pembangunan kota di Indonesia.


11.2 Contoh Pengaruh Antroposentrisme dalam Pembangunan Kota di Indonesia
Banjir Jakarta menjadi contoh pengaruh Antroposentrisme Pembangunan Kota di Indonesia, dengan  Aspek ekologi yang benar-benar diabaikan oleh kota Jakarta ini  adalah eksistensi Daerah aliran sungai (DAS) yang seharusnya menjadi kawasan serapan air tidak difungsikan secara normal. Sebagai contoh, DAS di daerah Jakarta Utara yang merupakan muara berbagai sungai di Jakarta sekarang dialihfungsikan menjadi daerah perumahan elit. Padahal kita tahu bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan mangrove yang berfungsi untuk mencegah banjir rob dari Laut Jawa. Selain itu, keberadaan kawasan hijau dan waduk penampungan air sebagai stabilisator siklus air di Jakarta sangat minim. Tampaknya Jakarta lebih tertarik untuk mempercantik kotanya dengan melakukan pemekaran kawasan mall dan perumahan elit dibanding membangun kawasan hijau atau waduk yang dinilai kurang menguntungkan, lagi-lagi dipandang dari sisi ekonomi.
Jika dipandang dari sisi sosial, permasalahan banjir Jakarta juga bersumber dari paham antroposentris yang dianut masyarakatnya. Kesenjangan pembangunan  dalam dimensi sosial juga berdampak langsung pada isu banjir di Jakarta. Pembangunan di Jakarta menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat di berbagai penjuru tanah air untuk mencari peruntungan di ibukota. Banyak kaum urban dari berbagai daerah di tanah air berbondong-bondong masuk dan memadati Jakarta. Selain itu juga terjadi dikotomi pemukiman antara si kaya dan si miskin. Bagi masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi cukup mapan, area permukiman mereka terpusat pada pusat-pusat kota yang strategis. Ini dikarenakan mereka mampu menanggung beban ekonomi yang harus dikeluarkan sebagai konsekuensi logis atas hak yang telah mereka dapatkan untuk menempati kawasan tersebut. Bagi masyarakat dengan kemampuan ekonomi yang kurang, dengan jumlah mayoritas dan umumnya kaum urban, mereka terpaksa tinggal di luar area permukiman yang telah disediakan oleh pemerintah daerah. Akhirnya, mereka menggunakan kawasan non-pemukiman sebagai kawasan tempat tinggalnya yang umumnya di DAS, kawasan penyerapan air, dan sebagainya. Hal ini berdampak kurangnya daerah resapan air yang menyebabkan banjir di Jakarta.
Dari paparan pemicu permasalahan di Jakarta ini, kita dapat menarik benang merah bahwa paham antroposentris telah sangat melekat pada masyarakatnya dan menyebabkan semua bencana yang terjadi sekarang. Filosofi antroposentris murni menganggap manusia sebagai pengendali ekologi bumi dan telah melahirkan sifat konsumerisme dan hedonisme yang sangat menggambarkan sifat dari masyarakat Jakarta. Dalam prinsip antroposentris, apapun yang ada di muka bumi ini merupakan alat untuk pemuas keinginan manusia. Makhluk selain manusia dan seluruh benda alam lainya eksis hanya semata-mata untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh karena itu, eksploitasi besar-besaran terhadap alam dengan dalih kesejahteraan bagi hidup dihalalkan. Sumber daya alam diambil sebanyak mungkin untuk memenuhi konsumsi manusia-manusia Jakarta.
Sejalan bergulirnya permasalahan di kota Jakarta dengan ke-antroposentris-annya, tentu pada akhirnya juga akan muncul satu paham yang mengkritisi paham ini. Sebut saja sebagai prinsip antroposentris era baru yang menggambarkan prinsip antroposentris yang lebih menghargai alam. Prinsip yang dikembangkan W.H Murdy ini beranggapan bahwa manusia memang bagian dari jaringan kehidupan. Sama seperti spesies lain di muka bumi, manusia mempunyai tujuan untuk tetap eksis, dan perjuangan untuk mendapatkan eksistensi ini sangat dihargai. Namun dalam memandang lingkungan, manusia yang menganut paham antroposentris era baru ini akan selalu memberi penilaian pribadi terhadap suatu ekosistem dan akan menghargai lingkungan tetapi tetap dengan pertimbangan untuk kepentingan sustainability kehidupan mereka sendiri. Paham antroposentris era baru ini berbeda dengan paham ekosentrik yang menghargai eksistensi lingkungan sekitar tanpa embel-embel kepentingan apapun dimana pada kenyataannya aktualiasasi paham ini akan sulit sekali dicapai.

Pengaruh dan Contoh Antroposentrisme dalam Pembangunan Kota di Indonesia Rating: 4.5 Diposkan Oleh: IrfanHD

0 komentar:

Posting Komentar